Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial – Universitas Muhammadiyah Surakarta (PSBPS UMS) menggelar diskusi rutin atau Kolokium bertajuk How to Assess and Respond to Contemporary Global (and Local) Crisis pada Selasa (27/8/2019) pagi di ruang sidang Rektorat UMS. Diskusi kali ini mengundang Ted Mayer seorang antropolog berkebangsaan Amerika Serikat yang juga Direktur Akademik Institute for Transformative Learning, International Network of Engaged Buddhists (INEB) berbasis di Bangkok, Thailand.
Diskusi dibuka oleh Direktur Eksekutif PSBPS UMS, Yayah Khisbiyah, dengan memperkenalkan INEB yang berbasis di Thailand sebagai salah satu “sahabat” Muhammadiyah dalam International Forum for Buddhist-Muslim Relations atau dikenal sebagai Buddhis-Muslim Forum (BMF). Forum ini dibentuk pada summit 2015 di Yogya dan Candi Borobudur yang diadakan oleh WALUBI dan Majelis Ulama Indonesia bekerjasama dengan PP Muhammadiyah semasa kepemimpinan Prof. Din Syamsuddin.
Ada 2 organisasi internasional lain yang mendirikan dan menjadi anggota inti BMF, yaitu JUST Movement yang diketuai oleh Prof. Chandra Muzaffar di Malaysia, dan Religions for Peace (RfP) yang terafiliasi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York. Yayah Khisbiyah menegaskan perlunya memperbanyak forum dan pergaulan antar-kelompok dan antar-bangsa untuk melahirkan kerjasama multicultural.
Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan persaudaraan sesama warga bangsa maupun lintas peradaban. Kerjasama ini diperlukan untuk mengatasi berbagai krisis di tingkat lokal, nasional dan global, karena persoalan-persoalan yang mengncam kemanusiaan hanya bisa ditanggulangi secara utuh bersama-sama oleh warga planet bumi yang hanya satu.
Kolokium berlangsung hangat dalam suasana akademis dipandu oleh Yeny Prastiwi sebagai moderator. Bertempat di Ruang Rapat Rektorat Universitas Muhammadiyah Surakarta, diskusi dihadiri sejumlah mahasiswa, aktivis organisasi kemahasiswaan, dan pegiat pusat studi dan LSM di kota Solo.
Menurut Ted Mayer, dalam membuat rencana untuk kehidupan pribadi dan profesional, baik sendiri maupun bersama, kita perlu menyadari bahwa momen kontemporer dalam sejarah manusia dan dunia dicirikan oleh krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ted Mayer, melalui sponsor INEB, juga telah mendesain kursus atau pembelajaran yang berupaya untuk merespo kirisis tersebut. Kursus ia namai School of English for Engaged Social Service. Kurikulum yang didesain bertujuan untuk 1) meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap krisis, b) mendorong kepercayaan diri dan kepemimpinan dari masing-masing individy, dan c) mendukung masing-masing orang untuk menentukan tujuan praktis untuk diri dan komunitas mereka (juga untuk dunia).
Ketua panitia pelaksana diskusi, Arief Maulana, menuturkan bahwa diskusi seperti ini memang telah rutin dilakukan oleh PSBPS. Kedepan, tema diskusi akan diarahkan untuk turut serta menyongsong Muktamar Muhammadiyah 2020 yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Surakarta.