Multikulturalitas sudah menjadi keniscayaan bangsa Indonesia. Negeri yang terdiri dari puluhan ribu gugusan pulau dengan sekian jumlah etnis dan ras di dalamnya ini telah memberi pencitraan sebuah eksotisitas mosaik-mosaik (budaya) yang berserakan, namun secara geo-politis-ideologis telah dibersatukan oleh apa yang disebut kemudian sebagai “keindonesiaan”. Perjuangan nasional sejak lama telah menunjukkan cerminan ini, yaitu dengan adanya dialektika antara etnisitas di satu sisi dan keindonesiaan pada sisi yang lain. Karena itu, dibutuhkan sebuah sinergi antarbudaya, semacam sinergi multikultural. Dan cita-cita keindonesia –sebagaimana telah dirintis oleh founding fathers negeri ini– menjadi semacam strategi kebudayaan untuk membangun sinergitas multikultural tersebut.
Buku ini –yang berasal hasil riset sederhana para peserta program Serambi Kajian Multikultural (SKM) yang diselenggarakan oleh PSB-PS UMS bekerja sama dengan The Ford Foundation– adalah salah satu upaya membangun sinergitas multikultural tersebut. Dengan pendekatan etnografis, para perserta SKM mencoba memotret multikulturalitas di daerah asalnya masing-masing, termasuk orientasi nilai-nilai yang bisa menjadi sumber kerja sama atau pun sumber konflik. Dari sini, tampaknya masyarakat Indonesia sebenarnya sejak-sejak lama sudah memiliki cara-cara untuk menyelesaikan konflik di antara mereka, semacam kearifan lokal (local wisdom). Hal ini tentu bisa menjadi sumbangan yang cukup berharga bagi negeri ini, khususnya untuk mengelola keberagaman yang ada.