Mencegah Radikalisme di Dunia Maya

Latar Belakang

Internet saat ini menjadi sarana yang sangat efektif dalam penyebaran gagasan radikalisme dan ekstremisme berbasis kekerasan (Rand Corporation, 2014). Melalui kemasan yang Islami dan populer, gagasan radikalisme dan ekstremisme dapat dengan mudah menyasar pengguna internet. Internet dapat menjadi sarana kebebasan berpendapat, namun di sisi lain dapat menjadi dilema dengan maraknya berita bohong (hoax) dan pesan kebencian terutama yang mengajak pada perilaku kekerasan (PSBPS, 2017).

Kementerian Komunikasi dan Informatika hingga akhir 2017 telah memblokir 27.000 situs yang dianggap menyebarkan konten radikal dan pornografi (Kemkominfo, 2017). Namun, pemblokiran situs ataupun media sosial oleh pemerintah dapat menjadi langkah yang kontra-produktif. Langkah tersebut dapat dipahami sebagai upaya pemerintah untuk menghalangi warga dalam mengakses informasi. Pemerintah, akademisi, dan praktisi perlu duduk bersama untuk mengatasi masalah ini (PSBPS, 2017).

Mengenali Gagasan Radikalisme dan Ekstremisme di Internet

Radikalisme: paham dari individu maupun kelompok yang bertujuan untuk mengubah tatanan pemerintahan yang sudah ada. Ekstremisme: adalah paham atau kepercayaan yang mendukung dan memaksakan ide-ide yang dianggap oleh sebagian besar orang menyimpang. Biasanya menggunakan kekerasan untuk memaksakan pahamnya.

Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk memahami sikap radikalisme dan ekstremisme

  1. Identifikasi diri
    Cara bagaimana individu merepresentasikan dirinya. Misalnya, mengidentifikasikan figur tertentu sebagai role model dan mempunyai sikap militan terhadap kelompoknya.
  2. Pandangan ‘kita versus mereka’
    Individu melihat kelompok yang berbeda dengan kelompoknya sebagai “oposisi”. Individu mengekspresikan secara verbal sikap melawan sistem pemerintahan.
  3. Interaksi sosial
    Sikap radikal dapat dilihat dari bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Sikap tersebut dapat berupa menarik diri dari lingkungan, memaksakan apa yang diyakininya terhadap kelompok lain, hingga menginisiasi kekerasan.
  4. Asosiasi
    Individu radikal mengasosiasikan dirinya dengan kelompok-kelompok ekstremis, simbol dan atribut pakaian tertentu, penggunaan bahasa (misalnya, menggunakan sapaan berbahasa Arab), dan identitas dalam berinternet.

Penyebaran Gagasan Radikalisme di Situs Online

Terdapat tiga kategori utama situs-situs Islami berdasarkan keterlibatannya dengan organisasi Islam. Ketiga kategori tersebut adalah organisasi Islam arus utama, organisasi Islam kontemporer dan non-afiliasi (PSBPS, 2017).

  1. Organisasi Islam Arus Utama. Berikut adalah situs yang termasuk dalam situs organisasi Islam arus utama: NU online (nu.or.id) dan Muhammadiyah (suaramuhammadiyah.id.
  2. Organisasi Islam Kontemporer. Berikut adalah situs yang termasuk dalam situs organisasi Islam kontemporer: Forum Umat Islam (suara-islam.com), Hidayatullah (hidayatullah.com), Majelis Mujahidin (majelismujahidin.com), Dewan Dakwah Islam Indonesia (dewandakwah.or.id), Majelis Tafsir Al-Quran (mta.or.id).
  3. Non-Afiliasi. Berikut situs-situs yang termasuk dalam kategori non afiliasi: Portal Islam (portal-islam.id), Era Muslim (eramuslim.com), VOA-Islam (voa-islam.com), Muslim Moderat (muslimmoderat.net), Arrahmah (arrahmah.com), Thariquna (thoriquna.id), dan Dakwatuna (dakwatuna.com).

Penyebaran Gagasan Radikalisme di Media Sosial

Terdapat tiga macam akun di platform Facebook, Instagram dan Twitter yaitu akun yang memakai nama asli, nama samaran, dan nama kelompok.

Beberapa contoh akun Facebook yang berkaitan dengan penyebaran konten radikalisme adalah Irdiana Wahyuni, Fahmi Yahya Nuryanto, Stefanus Robby Cahyadi G, dan lain-lain. Sedangkan akun bernama samaran beberapa dapat dikenali melalui nama akun seperti Kaum Kecebong, Mak Lambe Turah, dan Tria Minoru.

Ada pula akun samaran yang menggunakan nama komunitas tertentu seperti: Ahmadiyah Menjawab Fitnah, Aliansi PNS Anti Korupsi, Pemuda Pancasila, Cyber Pancasila dan Indonesia Menolak Syiah. Laman FB (Facebook page) yang paling banyak diikuti adalah Jonru Ginting pengikutnya 1.496.064 dan laman 100 juta like para pendukung setia Ahok dengan pengikut 1.283.376.

Merespon Radikalisme dengan Pesan Perdamaian

Di antara derasnya konten-konten radikalisme dan intoleransi di situs maupun media sosial, kita masih bisa menemukan pesan-pesan perdamaian dan persatuan dari situs-situs organisasi Islam arus utama.

  1. Suara Muhammadiyah Online: “Pancasila merupakan “Darul Ahdi wa Syahadah”. Muhammadiyah akan terus jaga NKRI. Pancasila sebagai fondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”. Selain itu: “Salah satu cara terbaik untuk menghadapi konflik adalah dengan menggunakan pendekatan yang lunak, bukan dengan cara-cara kekerasan dan militer. Menghadapi gerakan radikal harus dilakukan dengan bijak. Muhammadiyah selalu berusaha mencegah terorisme”
  2. NU Online: “Agar tindakan intoleransi diamputasi. Agar seluruh umat beragama untuk terus memupuk persaudaraan dan toleransi antaragama di Indonesia”. Selain itu: “Agar Pilkada DKI Jakarta jangan dijadikan sebagai penyebaran berita palsu untuk mendiskreditkan lawan dari masing-masing kubu tanpa verifikasi kebenarannya yang mengakibatkan kegaduhan di mana-mana”.

Rekomendasi

  1. Penting bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan:
    • Literasi media, khususnya media sosial di tingkat sekolah untuk guru dan murid yang di antaranya meliputi pembelajaran mengecek pemberitaan hoax, menyebarkan konten-konten yang positif di media sosial, dan mengedepankan sikap kritis dalam menyaring dan memproduksi konten.
    • Menciptakan narasi alternatif dengan memproduksi dan mengampanyekan konten-konten perdamaian yang menyasar anak usia sekolah.
  2. Penting bagi Kementerian Komunikasi dan Informasi Badan Siber dan Sandi Negara untuk melakukan:
    • Membuat mekanisme penyaringan situs-situs radikal yang lebih transparan dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat.
  3. Penting bagi organisasi Islam arus utama (Muhammadiyah dan NU) bersama dengan organisasi Islam lainnya untuk melakukan:
    • Memproduksi dan mengampanyekan konten-konten Islami yang memuat pesan perdamaian dan nilai-nilai toleran dengan kemasan yang lebih populer.
    • Mendorong dan meningkatkan kapasitas generasi muda organisasi Islam arus utama untuk memproduksi dan mengampanyekan konten-konten perdamaian.