Betapa ucapan salam ini sering kita ucapkan saat kita bersua dengan sesama, saat salah seorang dari kita memulai pidato atau ceramah. Namun, sudahkah kita memahami pesan utama dari ucapan tersebut? Pesan utamanya adalah mari kita sebarkan salam, sebarkan kedamaian di tengah lingkungan kita. Sebarkan kedamaian ke seluruh penjuru bumi yang kita huni ini. Bila di tengah lingkungan kita ada ketidakadilan, ada kezaliman, mari kita cari pemecahannya secara damai. Mari kita belajar dari teladan Nabi Muhammad saw. Yang beliau kibarkan bukan bendera kekerasan, namun bendera kedamaian. Kalaupun dalam sîrah-nya, Nabi pernah terlibat dalam peperangan, maka itu semata untuk tujuan mempertahankan diri. Yang beliau kedepankan tetap kedamaian.
Sudahkah kita menyebarkan kedamaian? Dapatkah disebut sudah menyebar kedamaian kalau kita masih berburuk sangka kepada sesama? Dapatkah disebut sudah menyebar kedamaian kalau kita masih belum mau memahami sesama dan menghormatinya? Dapatkah disebut sudah menyebar kedamaian kalau kita masih belum amanah ketika mendapat tugas dari sesama? Dapatkah disebut sudah menyebar kedamaian kalau kita masih tidak toleran dan menutup pintu maaf terhadap sesama? Dapatkah disebut sudah menyebar kedamaian kalau kita masih belum berbuat kebajikan kepada sesama?
Menyadari pentingnya menyebarkan kedamaian dan pada saat yang sama berjalan menuju ke sana, tidak semudah mengucapkannya, Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial (PSB-PS) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) beserta mitranya empat sekolah tingkat menengah pertama di Surakarta (SMP Negeri 4 Surakarta, SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, MTs Negeri 2 Surakarta, dan MTs PPMI Assalaam Surakarta) memandang bahwa salah satu cara untuk melapangkan jalan itu adalah melalui pendidikan. Pendidikan di sini tidak semata dipahami sebagai proses transfer pengetahuan, lebih dari itu pendidikan sebagai pembudayaan manusia. Walaupun begitu, bila pendidikan dikaitkan dengan sekolah, maka yang menjadi fokusnya tidak lain adalah proses atau kegiatan pembelajaran di kelas. Dan, sebuah proses/kegiatan pembelajaran, walaupun kuncinya terletak pada peserta belajar dan guru, untuk memandu interaksi belajar antara keduanya, tetap diperlukan apa yang disebut modul belajar.
Yang ada di hadapan pembaca adalah sebuah modul belajar tentang Pendidikan Perdamaian Berbasis Islam (PPBI) hasil kerja keras guru-guru PAI dari sekolah mitra dan para penggiat PSB-PS UMS yang menjadi tim PPBI. Tanpa kerja keras mereka, modul ini tidak akan hadir di hadapan para pembaca. Untuk itu, sebagai apresiasi disampaikan terima kasih tak terhingga kepada 22 guru PAI sekolah mitra (empat sekolah tingkat menengah pertama di Surakarta: SMP Negeri 4 Surakarta, SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, MTs Negeri 2 Surakarta, dan MTs PPMI Assalaam Surakarta), terutama Ibu Nurul Azimah, Ibu Yuyun Farista, Bapak Ahmadi, dan Bapak Asyhuri, dan tim PSB-PS (Yayah Khisbiyah, Zakiyuddin Baidhawy, Abdullah Aly, M. Thoyibi, Almuntaqo Zain, Farid Darmawan, dan Khelmy Kalam Pribadi) atas partisipasi mereka yang all out dalam mewujudkan modul ini. Apresiasi serupa disampaikan juga kepada tim lay-out dan ilustrasi, Mas Moses Rizky Mohammad dan Krist Signomic, atas ide-ide imajinasi dan goresan tulisan dan lukisan mereka, dan dua reviewer eksternal, Pak Hernowo dan Pak Syamsurizal Panggabean, atas kritik dan saran membangun mereka sehingga modul ini menjadi enak dibaca dan perlu.
Selain itu, buku ini dapat tersusun berkat dukungan moral terhadap program PPBI dari dua kepala sekolah dan dua kepala madrasah, yaitu kepala sekolah SMPN 4 Surakarta, SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, kepala madrasah MTsN 2 Surakarta, dan kepala madrasah MTs PPMI Assalaam) yang telah memperkenankan penyelenggaraan program PPBI di sekolah/madrasah masing-masing. Dukungan moral juga datang dari Mendiknas Prof. Dr. Bambang Sudibyo dan Sekretaris Jenderal Kemendiknas Prof. Dr. Dodi Nandika, Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin, Dr. Haedar Nashir, PWM Jawa Tengah, BPH UMS, dan Rektor UMS Prof. Dr. Bambang Setiaji, yang telah memberi persetujuan serta penguatan terhadap program PPBI. Untuk semua dukungan moral tersebut, diucapkan banyak terima kasih.
Kerja keras dan dukungan dalam mewujudkan modul PPBI ini tidak menutup celah-celah kekurangsempurnaan dan keterbatasan dari modul ini. Untuk itu, dibuka selebar-lebarnya pintu kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan modul ini ke depan.
Akhirnya, sebagai hamba Allah yang sedang berusaha menyebarkan salah satu nilai utama dari ajaran-ajaran-Nya, para personal yang terlibat hanya dapat memasrahkan karya ini kepada Allah swt. dengan iringan doa: “Taqabbal minnâ”.
Kepala PSB-PS UMS