Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial (PSB-PS) menggelar kolokium perdananya pada Sabtu, 19 Agustus 2017. Kolokium kali ini berupa diskusi buku Etika Muhammadiyah dan Spirit Peradaban hasil karya kolaborasi intelektual Dr. Zakiyuddin Baidhawy dan Azaki Khoirudin, M. Pd., yang keduanya adalah penggiat di PSB-PS, lintas generasi. Kolokium tersebut bertempat di Ruang Seminar Gedung Induk Siti Walidah lantai 7 UMS. Bedah buku ini juga menghadirkan Prof. Hyung-Jun Kim, Ph.D., seorang pakar antropologi, dari Kangwon National University, South Korea atas dukungan penerbit Suara Muhammadiyah dan Lembaga Pengembangan Pondok, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) UMS.
Kolokium diawali dengan sambutan oleh Yayah Khisbiyah selaku Co-Director PSB-PS. Dalam sambutannya, menjelaskan bahwa PSB-PS adalah pusat studi yang bersifat transdisiplin keilmuan. Dimana seluruh para peserta untuk dapat ikut berkolaborasi dan menjadikan PSB-PS sebagai wadah pengembangan keilmuan.
Acara ini dimoderatori langsung oleh Azaki, yang juga penulis kedua buku tersebut. Menurutnya, penulisan buku Etika Muhammadiyah dan Spirit Peradaban ini berawal dari kegelisahan penulis, bahwa hingga saat ini belum muncul sebuah buku yang secara komperehensif mengkaji etos Muhammadiyah, khususnya kaitannya dengan spirit pembangunan peradaban.
Ketika mendiskusikan tentang etos dan spirit keagamaan, hampir dapat dipastikan selalu merujuk pada magnum opus Max Weber berjudul The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. Dalam karya ini, Weber mengkaji etos kaum puritan Protestan terkait dengan tiga hal yakni aspek psikologis, laku asketisme, dan calling yang mendorong lahirnya kapitalisme.
Karena itu, Azaki menuturkan bahwa buku ini mencoba meneropong perjalanan muhammadiyah selama 1 abad, dimana Muhammadiyah berhasil bertahan di tengah-tengah peradaban. Dimana pada abad kedua Muhammadiyah perlu mengkaji kembali peran pembaruan sosial budaya warisan Kyai Ahmad Dahlan. Apakah kerja-kerja praktis berupa amal usaha selama ini, merupakan cermin etos Muhammadiyah dalam usaha pembangunan peradaban? Etika apa yang menggerakkan Muhammadiyah sehingga bisa bertahan 1 abad?
Agenda berikutnya merupakan paparan isi buku yang disampaikan oleh Dr. Zakkiyuddin Baidhawy selaku penulis pertama. Dalam paparannya, dijelaskan buku ini lahir dari dua generasi yang berbeda. Dan menurutnya, upaya kerja-kerja intelektual yang bersifat kolaboratif harus dilakukan dalam rangka regenerasi intelektual.
Zakiyuddin, menjelaskan bahwa secara umum, buku ini terbagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama, buku ini lebih berbicara aspek konseptual mulai dari teologi al-Maun dan al-‘Ashr sebagai basis teologis etos Muhammadiyah, basis sosio-filosofis konsep Masyarakat Islam Yang Sebenar-benarnya (MIYS) dengan Civil Society dan Ummah, spirit Islam Berkemajuan, hingga konstruksi peradaban ala Muhammadiyah.
Adapun bagian kedua yaitu bab lebih melihat aspek praksis gerakan dan pelembagaan kerja-kerja peradaban Muhammadiyah mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi, kebencanaan, filantropi dan pemberdayaan masyarakat.
Sesi yang ditunggu adalah pembahasan isi buku dari Prof. Hyung-Jun Kim. Menurutnya, buku ini berbeda dengan buku-buku Muhammadiyah yang ada selama ini. Biasanya buku yang ada, lebih meneropong praktik-teknis, tetapi buku karya Pak Zaki dan Mas Azaki lebih melihat dimensi praksis, sekaligus etis-filosofis dari praktik trisula lama dan trisula baru Muhammadiyah. Mereka berdua cukup berani meletakkan teologi al-Ma’un dan al-‘Ashr sebagai pandangan dasar, ideologi, teologi, dan teori dasar gerakan Muhammadiyah. “Ini harus dijadikan wacana dan diskursus bagi warga Muhammadiyah” tuturnya. [AK]