Pupuk Rasa Kepedulian, PSBPS Luncurkan Generasi Empati

Kampanye Gen- E merupakan serangkaian acara dari kerjasama antara Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial (PSBPS) Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan Komunitas Sant’Egidio dan Pharos Observatori. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk memberikan edukasi kepada siswa tentang pentingnya budaya empati, dan memberikan sosialisasi kepada siswa melalui media booklet tentang budaya empati.

Luaran kegiatan ini adalah siswa memiliki pemahana tentang budaya empati dan dapat menjadi pioner dalam menebarkan budaya empati. Menurut peneliti dari PSBPS M. Ali Yafi, generasi milenial adalah agen yang dapat menarasikan serta mengkampanyekan pentingnya perilaku empati. Perilaku ini diharapkan dapat terus membumi ditengah kalangan generasi milenial.

Kapanye ini dilaksanakan pada Sabtu, 17 Nopember 2018, bertempat di Sekolah Muhammadiyah PK Kottabarat. Berdasarkan hasil penelitian dari PSBPS UMS lingkungan sekolah memiliki pengaruh dalam pembentukan budaya empati bagi siswa, hal ini yang menjadi landasan memilih sekolah sebagai tempat untuk tempat kampanye generasi empati di sekolah.

Acara ini menyasar seluruh siswa di SMA Sekolah Muhammadiyah PK Kottabarat. Hendro Susilo, Kepala Sekolah memberikan pesan empati dengan mengulas tipologi dari manusia dalam matematika. Ia menyebutkan bahwa kita harus menjadi orang tipe bagi yang artinya menjadi orang yang mau berbagi, bersyukur, toleransi dan empati. Adanya kegiatan ini diharpakan mampu menjadikan kita generasi produktif yang bisa menebarkan perdamaian dan nilai empati poada sesama umat yaing lain, pungkasnya.

Yayah khisbiyah, Direktur Eksekutif PSB-PS UMS mengulas selogan Gen Empati yaitu Muda, Peduli dan Menginspirasi. Ia mengatakan muda bukan soal umur akan tetapi semangat. Kata kedua yaitu peduli merupakan unsur paling penting dalam empati yang perlu ditanamkan. Yang terakhir adalah mengispirasi kita Generasi Z yang menjadi harapan masa depan harus menjadi agen dalam menyebarkan empati.

Dalam acara ini perwakilan siswa juga membacakan deklarasi generasi empati yang berisikan lima point penting yaitu (1) Kami Generasi Empati berjanji, mencintai bangsa Indonesia, karena mencintai tanah air adalah bagian dari keimanan. (2) Kami Generasi Empati berkomitmen, meletakkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. (3) Kami Generasi Empati bersedia, menjunjung tinggi nilai moral dan sosial kemanusiaan. (4) Kami Generasi Empati berkerja menebar cinta kasih dan tali persaudaraan, tanpa membedakan suku, ras, agama dan golongan. (5) Kami Generasi Empati bersiap, selalu menjadi teladan perilaku mulia bagi sesama.

Sosialisasi Generasi Empati difasilitatori oleh Ninin Karlina yang merupakan aktivis perdamaian. Ia menandaskan poin penting dalam booklet yang dijadikan media kampanye Generasi Empati yang antara lain ada lima cara dalam upaya menumbuhkan buidaya empati yaitu (1) melihat keadaan sekitar, (2) memahami orang lain, (3) memperbanyak aksi sosial, (4) merawat pikiran positif dan (5) memperluas pertemanan. [Gi]