Valisasi Modul Pembelajaran Empati Anak Prasekolah
Fenomena Permasalahan Empati
Anak-anak usia prasekolah memiliki kemampuan mengekspresikanemosi secara verbal maupun non-verbal, namun masih kesulitandalam menafsirkan emosi orang lain (Erlita & Abidin, 2021). Anak-anak Indonesia dan Malaysia kurang berempatidibandingkan anak-anak dari Jerman dan Israel. Respon umumanak Indonesia dan Malaysia pada teman yang balonnya pecahatau jatuh adalah menertawakan. Respon umum anak-anak 2 negara lainnya adalah menghibur temannya yang menangis ataukaget, dan menawarkan balonnya sebagai pengganti (Trommsdorff, Friedlmeier, dan Mayer (2007).
- Sikap empati rendah berkorelasi dengan kepedulian, dan tolong-menolong rendah (Umayah, Ariyanto & Yustisia, 2017).
- Empati mempengaruhi perilaku prososial anak. Kepedulian dan perilaku prososial yang minim mengakibatkan bullying di dunia nyata dan maya(Suparmi & Sumijati, 2021).
Empati: Apa, Mengapa, Di Mana, Kapan, Bagaimana?
Konsep EMPATI hampir seabad dikaji oleh psikolog, pedagog dan filsuf (Allport, Hume, Blum, dll.)
- Empati: kemampuan untuk menempatkan diri pada kondisi orang lain dan memahami apayang mereka rasakan atau alami.
- Anak kecil secara natural egosentris dan mendahulukan kebutuhan mendesak mereka(immediate gratification). Jika empati tidak dipupuk sejak dini, problem sosial sepertiintoleransi, korupsi, kerusakan aset publik, climate change, ketimpangan sosial, agresi dankonflik dapat berkembang pada masa remaja dan dewasa di masyarakat.
- Guru, orangtua dan agensi pembentuk karakter anak seperti sekolah dan lembagakeagamaan perlu mensosialisasikan dan menginternalisasikan karakter empatetik melaluiproses pembelajaran formal, informal, dan non-formal.
- Karenanya, lembaga pendidikan, termasuk dan terutama tingkat usia dini di KOBER danTaman Kanak-Kanak, menjadi lokus strategis untuk mengembangkan karakter empatetiksecara kolektif.
Empati dalam Islam
Dalam Islam, konsep empati berkaitan dengan tasamuh, toleransi, atau tenggang rasa. Empati merupakan Ihsan, sikapmulia-terpuji yang sepatutnya dimiliki setiap orang. Diantarasikap yang dapat ditumbuhkan empati adalah saling tolong-menolong atau bekerjasama dalam hal kebaikan(Miftakhuddin, 2020; Misnawati, 2019; IslamRahmah.com).
Permasalahan dan Tujuan Penelitian
Permasalahan: Bagaimana model kegiatan pembelajaran empati yang sesuaidengan kebutuhan anak-anak usia prasekolah?
Tujuan Penelitian: Mengembangkan rancangan model pembelajaran empati yangsesuai dengan kebutuhan anak usia usia prasekolah?
Manfaat Penelitian
Output: Sumbangan strategi pembelajaran empati yang diperlukan untukhidup bersama dalam masyarakat Indonesia dan dunia yang multikultur; Publikasi di jurnal internasional/nasional; Modul pembelajaran empati untuk anak prasekolah; Hak kekayaan intelektual atas Modul.
Outcome: Pengembangan character building menyiapkan generasi tangguh dan empatik.
Pelaksanaan
tahun 2022-2023